almiftah.id |Sabtu 8 Maret 2019
Apa Kabar Calon Mahasiswa?
Sebagian Besar Adek-Adek Kelas di Kalangan Pelajar Berfikiran dan Mengakatakan “Enak kalo Jadi Kelas XII SMA/MA Bentar Lagi Ujian Bentar Lagi Libur Panjang”. Padahal Kenyataannya Tidak, Siswa Kelas Akhir Atau Calon Mahasiswa Merupakan Masa Tantangan yang Paling Berat di Dunia Pendidikan Seusianya.
Dilema yang Menghampiri Setelah dinyatakan Lulus dan diwisuda Nantinya, Dualisme tersebut Antara Melanjutkan pendidikan ke Perguruan yang Lebih Tinggi Atau Tidak. Salah satu Problematika yang Kerap Kali Jadi Alasan Utama Adalah Faktor Ekonomi Keluarga, Jika di Ibaratkan Sebuah Karya dalam Novel Khalil Gibran Alasan Itu yang Tak Henti-Hentinya di Sajakkan. Tapi itu Bukan Alasan yang Tepat Menurut Orang-Orang yang Mempunyai Keinginan yang Besar dan Memiliki Visioner yang Tinggi. Tetap Optimis InsyaAllah Bisa Kok, Benar Apa yang di Dawuhkan oleh Dewan A’wan PP. Mambaul Ulum Bata-Bata RKH Moh Thohir Zain “ Kemiskinan Tidak Menjamin Seseorang Untuk Tidak Berpendidikan, Cinta saja Butuh Pengorbanan Apalagi Pendidikan”. Tapi yang Menjadi Masalah Utama Bagi Calon Mahasiswa Adalah Menentukan karirnya sebagai Pemilik Hak layak Berpendidikan. Lebih Ironisnya Lagi Apalagi Jika Kita tidak Memiliki Potensi Diri dan Masa Depan yang Tepat Dalam Memilih Program Studi di Dunia Mahasiswa Baik di Sekolah Tinggi, Institut, Maupun Universitas.
Berpendidikan Tinggi Selalu diidentikkan dengan Berhasil dan Ukurannya Adalah status sosial yang Hebat dan Salah satu indikatornya Adalah Materi yang lebih Cukup Atau Bahkan Materi yang Lebih dari Ukuran Pendapatan Orang-Orang pada Umumnya. Namun Sering Kali Terjadi Justru Sebaliknya, Justru Orang yang Gagal di bangku Sekolahan ataupun Kuliah Malahan Berhasil dalam Status Sosial dan Berlimpah secara Materi. Seperti Halnya Bob Sadino Dan Banyak Juga orang-Orang yang seperti ini yang Berhasil Tanpa selesai Kuliahnya Ataupun Tidak Sempat Mengenyam Pendidikan yang Tinggi.
Ada satu Hal yang Sejatinya Menjadi Tugas Kepada Kita Sebagai Orang kawula muda yang Berpendidikan Yaitu Merubah Mindset Kita sendiri Khususnya, Dan Mindset Orang-Orang pada umumnya Tentang Makna Filosofis Pendidikan. Sering kali Kita Mendengar Celetukan “Untuk Apa Sekolah Tinggi-Tinggi? Toh, Ujung-Ujungnya Kalo Orang Desa Tetep Kerjanya itu di Sawah”. Untuk itu mari Sejenak Kita koreksi kesalah fahaman mendefinisikan Apa itu Pendidikan.
Menurut Wikipedia: Pendidikan adalah Usaha sadar dan Terencana untuk Mewujudkan suasana belajar dan Proses Pembelajaran Agar peserta Didik Secara aktif Mengembangkan Potensi Dirinya untuk Memiliki Kekuatan Spiritual keagamaan, Kecerdasan, Kepribadian, Akhlak mulia, Serta Keterampilan yg di Perlukan Dirinya dan Masyarakat. Lebih Filosofis lagi Pendidikan Adalah Untuk Memerdekakan Manusia(Ki Hajar Dewantara) atau Pendidikan adalah Untuk Memanusiakan Manusia (Driyarkara).
Berdasarkan Definisi diatas, Secara Khusus oleh Kedua Tokoh Pendidikan Tersebut, Secara Tegas menyatakan Pendidikan itu Tidak Mengajarkan Anak Didik Bagaimana Langsung Mendapat Pekerjaan dan Mencari Kekayaan. Seperti Pandangan Orang-Orang pada Umumnya. Tetapi Lebih kepada Mengajari sang anak didik Secara SADAR Untuk Berguna Bagi Dirinya dan Orang Lain lebih-lebih Bagi Bangsa, Agama dan Dunia.
“Pendidikan Memang Mempunyai Akar Pahit tapi Buahnya Manis”
(Aristoteles)
*Mohon Maaf Bila Terdapat Kesalahan dalam Secarik Tulisan Ini. Coretan Hanya Sebagai Referensi Pribadi dan Bukan Untuk Konsumsi Publik. Sehingga Perlu adanya Kritikan dan Masukan, terimakasih. Wassalam..
Oleh: Habibiy Ibnu Marli
Alumni MA. Al Miftah 2017 yang Kini Berstatus Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Madura.