Hukum Mengubur Jenazah dengan Peti |
Jawaban lanjutkan dari pertanyaan saudara Arif Budiman.
1. Bagaimana hukum mengubur dua Janazah dalam satu liang lahat
2. Bagaimana hukum mengubur Janazah dengan menggunakan peti?
Mengubur jenazah dengan peti merupakan perilaku yang nampak asing bagi kita khususnya, dan ternyata ulama juga menyatakan hal ini murupakan min sunanin nashoro (kebiasaan orang-orang Nasrani).
Berikut pendapat para ulama mujtahidin terkait hukum mengubur jenazah dengan menggunakan peti
الفقه الاسلامي وأدلته الجزء الثاني ٥٨٣-٥٨٤
قال الحنفية ؛ لا بأس باتخاذ التابوت ولو من حجر أو حديد للميت عند الحاجة كرخاوة الأرض وكونها ندية أو لميت البحر أو للمرأة مطلقا. ويسن أن يفرش فيه التراب
وقال المالكية ؛ الأولى عدم الدفن فى التابوت وانما يندب سد اللحد بلبن (طوب نىء) فلوح خشب، فقرمود (طوب على صورة وجوه الخيل) فآجر (طوب محروق) فتراب يلت بالماء ليتماسك.
وقال الشافعية ؛ يكره دفن الميت في التابوت الا فى الارض ندية أو رخوة، أو كان فى الميت تهرية بحريق، أولذع، بحيث لايضبطه الا التابوت، أو كانت امرأة لا محرم لها، لئلا يمسها الأجانب عند الدفن او غيره.
وقال الحنابلة ؛ لا يستحب الدفن فى تابوت لأنه لم ينقل عن النبي صلى الله عليه وسلم ولا أصحابه وفيه تشبه بأهل الدنيا والأرض أنشف لفضلاته.
Pendapat Imam Hanafi ; Ketika dibutuhkan tidak dipermasalahkan mengubur mayat menggunakan peti sekalipun terbuat dari batu atau besi seperti ketika kondisi tanahnya lembab dan basah, atau untuk mayat di laut, (jika hal itu terjadi) disunnahkan dihamparkan tanah didalam peti tersebut.
Pendapat Imam Maliki ; yang paling utama tidak adanya mengubur mayat dengan peti, akan tetapi disunnahkan menutup liang lahat dengan batu bara, papan kayu, ubin, kemudian tanah dicampur dengan air untuk merapatkannya (menutup lubang diantara batu bata tersebut)
Pendapat Imam Syafi'i ; dimakruhkan mengubur mayat didalam peti kecuali ditanah yang lembab dan basah. Atau karena mayat hangus terbakar yang tidak mungkin jenazahnya tersebut untuk disatukan kecuali dengan peti. Atau mayat perempuan yang tidak ada muhrimnya, agar orang lain yang bukan muhrim (ajnabi) tidak menyentuhnya ketika dikubur.
Pendapat Imam Hambali ; tidak dianjurkan atau tidak disunnahkan mengubur jenazah dengan menggunakan peti sebab tidak pernah dinukil (tidak pernah diriwayatkan) dari Nabi Muhammad SAW atau dari para sahabat tentang hal itu. Disamping itu (mengubur jenazah dengan peti) menyerupai orang yang cinta dunia. Sedangkan bumi lebih cepat menyerap kotoran-kotorannya (daripada peti)
Kesimpulannya ;
Ulama sepakat tidak memperbolehkan (makruh) mengubur jenazah menggunakan peti, kecuali ada hal-hal yang mendesak. Seperti tanahnya tidak memungkinan, longsor, banjir, anggota badan Jenazahnya bercerai berai akitab terbakar DLL, kemudian diperbolehkan bagi perempuan yang tidak memiliki muhrim dengan alasan agar tidak tersentuh lelaki yang bukan muhrimnya. Termasuk juga diperbolehkan mengubur jenazah yang positif covid 19 dengan menggunakan peti.
Wallahu A'lam
Faftah Baini Wabainahum Fathan
Wassalamu'alaikum Wr. Wb