Abu Nawas Menangkap Angin

Abu Nawas Menangkap Angin 

Pada suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid merasa bosan dan ingin menghibur dirinya. Ia memanggil Abu Nawas ke istana dan memberinya tugas yang aneh dan sulit.  

Abu Nawas, kata Raja, "Aku ingin engkau menangkap angin untukku. Aku ingin melihat bagaimana caramu melakukannya. Jika berhasil, engkau akan mendapatkan hadiah besar. Tetapi jika gagal, engkau akan dihukum!"  

Abu Nawas, dengan kepintarannya yang selalu penuh kejutan, tersenyum tenang. Ia tidak merasa takut dengan perintah Raja yang tampaknya mustahil itu. "Baiklah, Baginda. Hamba akan melaksanakan tugas ini. Beri hamba waktu satu hari."  

Keesokan harinya, Abu Nawas datang ke istana membawa sebuah kantong kain besar. Ia juga membawa sehelai kertas dan pena. Raja yang sudah tak sabar langsung bertanya, "Mana anginnya, Abu Nawas?"  

Abu Nawas menjawab dengan tenang, "Hamba sudah menangkap angin, Baginda, tetapi hamba memerlukan bantuan Anda untuk membuktikan bahwa itu benar-benar angin."  

Raja menjadi penasaran. "Apa maksudmu?" tanyanya. 

Abu Nawas Menjelaskan

Abu Nawas membuka kantong kain besar itu dengan perlahan, lalu mengarahkannya ke Raja. "Silakan Baginda memasukkan tangan ke dalam kantong ini. Hamba sudah menangkap angin di dalamnya."  

Raja yang masih curiga, memasukkan tangannya ke dalam kantong dan tentu saja tidak merasakan apa-apa. "Abu Nawas! Kantong ini kosong. Tidak ada apa-apa di dalamnya!"  

Abu Nawas tersenyum dan menjawab, "Itulah angin, Baginda. Anda tidak dapat melihatnya atau menyentuhnya, tetapi ia ada di sekitar kita. Hamba telah menangkap angin seperti yang Anda minta, dan membawanya ke hadapan Anda."  

Raja Harun Al-Rasyid tidak bisa menahan tawanya. "Abu Nawas, engkau memang selalu punya cara untuk menyelesaikan tugas mustahil dengan kecerdikanmu. Aku puas dengan jawabanmu. Sebagai hadiah, aku akan memberimu seribu keping emas."  

Abu Nawas bersyukur dan pulang dengan senyum lebar, membuktikan bahwa kecerdikan dan kepandaian selalu dapat mengatasi tantangan, bahkan yang tampaknya mustahil.


Berbagi

Posting Komentar