Sebelum mendownload Kitab Riyadus Shalihin Makna Pesantren, ada baiknya membaca sinopsis Kitab terlebih dahulu.
Riyadus Shalihin Makna Pesantren adalah salah satu bentuk kajian kitab Riyadus Shalihin karya Imam Nawawi yang disertai terjemahan dan makna dalam bahasa lokal, biasanya bahasa Jawa atau bahasa daerah lain yang digunakan di lingkungan pesantren. Kitab ini sering dipakai di pesantren-pesantren tradisional di Indonesia untuk memperdalam pemahaman agama, khususnya terkait akhlak, ibadah, dan keutamaan amal.
Isi dan Tujuan Kitab Riyadus Shalihin Makna Pesantren
1. Isi Utama Riyadus Shalihin
Riyadus Shalihin adalah kitab yang mengumpulkan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW tentang etika, moralitas, dan amalan sehari-hari seorang Muslim. Kitab ini dibagi menjadi beberapa bab, di antaranya:
- Keutamaan amal shalih
- Tawakal
- Kesabaran
- Taqwa
- Dzikir dan doa
- Ibadah harian, seperti shalat, puasa, dan sedekah
2. Makna Pesantren
Dalam konteks pesantren, kitab ini diberikan makna secara tradisional, yaitu:
- Penyampaian Lafadz dan Makna: Setiap kata dalam teks Arab diberikan makna harfiah dalam bahasa daerah, seperti Jawa. Metode ini dikenal dengan istilah ngaji bandongan.
- Penjelasan Kontekstual: Ustaz atau kiai memberikan penjelasan tambahan untuk menerangkan maksud hadis sesuai dengan konteks kehidupan santri.
Keistimewaan Riyadus Shalihin Makna Pesantren
1. Mudah Dipahami: Makna pesantren memberikan kemudahan bagi santri yang masih belajar bahasa Arab.
2. Menghubungkan Teks dengan Kehidupan: Setiap hadis dikontekstualisasikan untuk relevansi kehidupan sehari-hari.
3. Melestarikan Tradisi Keilmuan Islam Nusantara: Metode ini menjaga keberlangsungan warisan ulama Nusantara dalam menyampaikan ilmu agama.
Manfaat bagi Santri
- Membentuk akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.
- Memahami hadis secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Memperkuat kemampuan bahasa Arab melalui pengkajian teks asli kitab.
Kitab ini menjadi salah satu rujukan utama di pesantren tradisional karena tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk karakter santri sebagai generasi berakhlak mulia.