Apakah cukup niat puasa hanya dilisan saja.
A. Deskripsi masalah
Di daerah kami sudah menjadi kebiasaan, selesai shalat tarawih kami bersama-sama membaca niat dengan nada lantang (keras).
B. Pertanyaannya
Apakah cukup niat puasa hanya dilisan saja tanpa niat didalam hati?
Kunjungi Bahtsul Masail seputar Puasa
C. Jawab
Dalam kitab Fiqhus ash Shiyam karya Syaikh Hasan Hitu halaman 29-30 dijelaskan
وَمَحَلُّ النِّيَّةِ هُوَ الْقَلْبُ بِالْإِجْمَاعِ، وَلا يَكْفِي التَّلَفُّظُ بِهَا بِاللِّسَانِ مَعَ غَفْلَةِ الْقَلْبِ عَنْهَا قَطْعًا.
أَمَّا التَّلَفُّظُ بِهَا بِاللِّسَانِ مَعَ اِنْعِقَادِ الْقَلْبِ عَلَيْهَا، فَقَالَ الإِمَامُ النَّوَوِيُّ رَحِمَهُ اللَّـهُ: لا يُشْتَرَطُ التَّلَفُّظُ بِهَا بِاللِّسَانِ قَطْعًا. إِلَّا أَنَّهُ لَوْ تَلَفَّظَ بِهَا فَلَا مَانِعَ مِنْ ذَٰلِكَ.
وَتَحْصُلُ النِّيَّةُ بِكُلِّ مَا فِيهِ قَصْدٌ لِلصِّيَامِ. فَمَنْ تَسَحَّرَ لِيَصُومَ، أَوْ شَرِبَ لِدَفْعِ الْعَطَشِ فِي الصِّيَامِ نَهَارًا، أَوْ امْتَنَعَ مِنَ الْأَكْلِ أَوِ الشُّرْبِ، أَوِ الْجِمَاعِ خَوْفَ طُلُوعِ الْفَجْرِ كَانَ ذَٰلِكَ نِيَّةً إِنْ خَطَرَ بِبَالِهِ الصِّيَامُ، لِتَضَمُّنِ كُلِّ مِنْ هَذِهِ الْأُمُورِ قَصْدَ الصِّيَامِ.
Tempatnya niat adalah didalam hati dengan kesepakatan ulama, tidak cukup hanya sekedar menuturkan niat dengan lisan sedangkan pada hatinya tidak terucap sama sekali.
Adapun seseorang yang menuturkan pada lidah lalu menyebutnya pada hati maka berkata Imam Nawawi Ra: tidak disyaratkan menuturkan pada lidah sama sekali. Dan seandainya dituturkan, maka hal ini tidak dilarang.
Berlaku (dianggap) niat itu dengan setiap perbuatan yang terdapat pada perbuatan tersebut tujuan berpuasa, seperti orang yang bersahur untuk puasa atau orang yang minum supaya tidak haus saat berpuasa. Atau dia menahan diri dari makan, minum, jima’ karena takutnya terbitnya fajar, maka yang demikian itu sudah jadi niat jika terlintas dalam hatinya untuk berpuasa. Karena mencakup setiap hal tadi tujuan untuk berpuasa.
Kesimpulannya. Seseorang yang hanya niat dilisan tanpa melafalkan dalam hati, maka ulama sepakat tidak cukup. Akan tetapi bagi seseorang yang sudah bersahur untuk berpuasa, minum agar tidak haus saat berpuasa atau menahan jima’ karena hawatir terbitnya fajar, maka hal ini sudah cukup sebagai niat puasa (sekalipun tidak melafalkan dalam hati)
Wallahu A’lam.
Semoga bermanfaat