Profil Pesantren

Logo Al-Miftah

Ringkasan

Lembaga : Yayasan Pendidikan Sosial & Dakwah (YPSD) Al-Miftah

Jenis Pendidikan : Salaf – Modern

Jumlah Jenjang : Lima jenjang pendidikan

Tahun Berdiri : 1990 – sekarang

Pendiri : KH. Sulaiman Kurdi

Pengasuh : KH. Sulaiman Kurdi (1990 – saat ini)

Alamat : Dusun Janten, Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan (69356), Jawa Timur, Indoensia.

Sejarah Al-Miftah

Yayasan Pendidikan Sosial & Dakwah (YPSD) Al-Miftah atau biasa dikenal dengan Pondok Pesantren Al-Miftah (disingkat: pp. al-miftah)  merupakan lembaga pendidikan yang terletak di desa Dempo Barat, kecamatan Pasean, kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Indonesia. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Sulaiman Kurdi seorang ulama yang sejak di pesantren sudah masyhur dengan kealimannya dalam bidang ilmu alat (Nahwu Sharaf). Setelah terdengar menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Ahlussunah Wal Jama’ah pada 1984, banyak madrasah-madrasah Diniyah yang memintanya mengajar.

Seleng beberapa tahun kemudian, banyak santri yang berkeinginan mengaji ke kediamannya, dari sinilah semakin banyak berdatangan, namun pada awalnya santri yang mengaji masih nyolok.

Tahun 1990 menjadi titik awal berdirinya Ponpes Al-Miftah Dempo Barat. Ada empat orang berasal dari desa Batukerbuy yang ingin langsung menetap, wali dari empat santri ini membangun gubuk sendiri secara sederhana yang terbuat dari mambu.

Sebenarnya pada awalnya beliau tidak mau mengajar santri yang menetap, entah kenapa alasannya. Santri itu terlantar selama satu bulan lebih.

Desas desus kabar mulai bertebaran bahwa beliau menelantarkan santri, hingga pada akhirnya salah satu tokoh almarhum H. Rofi’i memanggilnya untuk memberikan beberapa nasihat. Dari sinilah titik awal beliau mulai mengajar santri yang menetap. Dengan santri dan ruang belajar yang terbatas, KH. Sulaiman Kurdi mula memberikan pendidikan dasar agama kepada para santri baik yang menetap ataupun yang statusnya pulang pergi.

Seiring berjalannya waktu, Ponpes Al-Miftah Dempo Barat berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya santri, pembangunan fasilitas belajar, dan peningkatan jenjang pendidikan.

Semua unit pendidikan di bawah naungan Al-Miftah mengkombinasikan kurikulum pesantren dengan kurikulum formal. Hal ini ditandai dengan banyaknya program unggulan di setiap unit pendidikan.